Keluarga Sadar Gizi, Indonesia Sehat dan Produktif
Saat ini, indonesia masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan gizi yang masih tinggi. stunting, underweight, wasting, dan anemia masih saja terjadi pada sejumlah ibu hamil dan anak anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup.
Meningkatnya jumlah anak anak yang mengalami masalah gizi buruk, tentu akan berdampak pada kemajuan Negara, sebab untuk menjadi Negara yang maju, Indonesia membutuhkan generasi penerus yang sehat, cerdas dan kuat. Oleh karena itu berbagai upaya intervensi gizi baik dari pemerintah maupun masyarakat perlu ditingkatkan.
Sejalan dengan upaya tersebut, Hari Gizi Nasional merupakan bagian penting dalam menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bersama membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi. Pada tahun 2019, peringatan HGN salah satunya ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang, yaitu melalui perilaku keluarga sadar gizi.
Lantas seperti apakah keluarga sadar gizi yang diharapkan?
Keluarga sadar gizi adalah keluarga yang mampu mengenali dan mencegah penyebab terjadinya masalah gizi pada setiap anggota keluarganya. Suatu keluarga yang disebut sebagai keluarga sadar gizi, apabila berperilaku gizi yang baik dan dirincikan minimal dengan beberapa hal yaitu
Menimbang berat badan secara teratur.
Balita pada usia 0 sampai 5 tahun wajib untuk selalu menimbang berat badannya setiap bulan. Hal ini untuk mengetahui tingkat dari pertumbuhan anak, sebab bertambahnya berat badan si anak akan mencerminkan tingkat kesehatan pada anak. Anak anak yang sehat pada umumnya akan memiliki berat badan yang terus bertambah yang diiringi dengan bertambahnya setiap usia mereka.
Dengan menimbang berat badan secara teratur, tentu akan mempermudah kita untuk mengetahui jika adanya sebuah penyimpangan yang terjadi dalam proses pertumbuhan anak sehingga akan mudah untuk diatasi sebelum terjadinya masalah stunting atau malnutrisi.
Sejak lahir, bayi dianjurkan untuk diberikan ASI yang dimulai dari usia 0 hingga 6 bulan tanpa diberikan makanan tambahan lainnya. Setelah 6 bulan sampai usia 2 tahun, bayi masih tetap diberikan ASI, namun bayi membutuhkan asupan atau makanan pendamping yang disesuaikan dengan kemampuan dari bayi dalam mengunyah dan mencerna makanan.
Makan beraneka ragam.
Makanan yang beraneka ragam yang dimaksud adalah berbagai macam jenis makanan yang terdiri dari makanan yang mengandung berbagai macam serat, misalnya seperti makanan sumber zat tenaga dengan karbohidrat dan lemak, zat pembangun dengan protein, dan zat pengatur dengan vitamin dan mineral.
Pengaturan dari setiap porsi untuk masing masing sumber makanan, dapat disesuaikan dengan panduan yang diberikan oleh ahli kesehatan, misalnya ketika anak kekurangan vitamin C maka anak dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi makanan dan buah yang mengandung vitamin C misalnya seperti buah jeruk.
Menggunakan garam
Sebagian besar makanan yang dikonsumsi setiap harinya mengandung yodium yang sangat sedikit. Menggunakan garam beryodium sebagai bahan untuk memasak bisa membantu memenuhi kebutuhan yodium bagi tubuh.
Anda bisa menjadikan garam yodium sebagai bahan atau bumbu dapur yang dapat digunakan setiap menghidangkan makanan setiap harinya.