Mitos Susu Beruang VS Faktanya Menurut Dokter

Mitos Susu Beruang VS Faktanya Menurut Dokter

Mitos Susu Beruang VS Faktanya Menurut Dokter

Sejak maraknya penularan virus covid 19, nama susu beruang kerap kali menjadi sebuah perbincangan di kalangan masyarakat. Banyak masyarakat yang berbondong bondong memborong susu beruang hingga berkerat kerat, sehingga pada saat itu, susu beruang sempat menjadi barang yang cukup langka di berbagai daerah.

Beberapa orang percaya bahwa dengan mengkonsumsi susu beruang mampu menyembuhkan berbagai macam jenis penyakit seperti flu, demam, sakit kepala, hingga covid-19. Namun, apakah kepercayaan masyarakat itu benar?

Apakah kemampuan susu beruang dalam mengobati berbagai macam jenis penyakit merupakan fakta atau hanya sekedar sebuah mitos.? Berikut beberapa pendapat para ahli yang diambil dari berbagai narasumber terpercaya.

Dikutip dari cnnindonesia.com bahwa Ahli Gizi Masyarakat Dokter Tan Shot Yen mengatakan susu beruang tak bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti yang dipercaya masyarakat.

Asumsi bahwa susu beruang bisa menyembuhkan penyakit seperti demam, flu, batuk, atau lainnya hanya mitos yang menyelimuti produk susu beruang.

“Selama ini overclaim produk enggak pernah dibenahi, publik salah asumsi, literasi gizi publik minim, akhirnya ada kepercayaan-kepercayaan yang dibentuk sebagai opini publik. Apa yang mestinya mitos dijadikan kebenaran. Sebaliknya, fakta ilmiah sama sekali tidak digubris,” tutur Tan Shot Yen saat dihubungi CNNIndonesia.com, Minggu (4/7).

Tan Shot Yen menjelaskan konsumsi susu beruang sama saja dengan minum produk susu lainnya di pasaran. Kandungan gizi yang ada dalam produk susu kemasan di pasaran sama antara satu produk dan lainnya.

Kandungan gizi yang dimaksud seperti protein, karbohidrat, kalium, bahkan garam. Beberapa susu kemasan juga mencantumkan kandungan vitamin dan mineral yang terdapat dalam produk susu cairnya.

“Susu evaporasi, UHT, susu cair, semuanya sama. Dengan komposisi yang Anda bisa baca pada labelnya,” ucap Tan Shot Yen.

Sehingga tak ada produk susu yang lebih baik di antara satu dengan lainnya. Minum susu juga tidak lantas meningkatkan imunitas. Dibutuhkan makanan bergizi lainnya untuk menjaga kesehatan.

Meski demikian konsumsi susu memang disarankan sebagai penyempurna makanan 4 sehat 5 sempurna. Pada masa pandemi covid-19, konsumsi makanan sehat inilah yang semestinya digencarkan. Bukan hanya konsumsi susu.

Dari penjelasan tersebut sudah jelas bahwa kemampuan dalam susu beruang untuk penangkal atau pengobatan berbagai macam penyakit dan termasuk covid 19 hanyalah sebuah mitos. Hal tersebut juga semakin kuat dengan ungkapan Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban, Minggu (4/7/2021).

“Susu beruang untuk mengobati COVID-19, tentu saja tidak bisa. ‘Susu beruang’ tak bisa mematikan virus SARS-CoV-2 (virus Corona) penyebab COVID-19,” jelas Prof Zubairi yang dikutip dari CNN Indonesia.

Lantas bagaimana dengan mengkonsumsi susu di tengah pandemic.? Mengkonsumsi susu tetaplah dibutuhkan saat pandemic karena kandungan serat yang terkandung di dalam susu sangatlah baik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Agar nutrisi yang diperoleh oleh tubuh cukup, pastikan juga mengkonsumsi makanan yang mengandung sayur, buah, karbohidrat, vitamin, dan mineral, jadi enggak cuman susu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *